Wabup Sergai Ir. H. Soekirman :
Tanpa Kebudayaan Manusia Akan Kehilangan Karakter
Perbaungan,
Kebudayaan merupakan hasil karya cipta manusia, tanpa kebudayaan manusia akan kehilangan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Aneka budaya bangsa Indonesia seperti budaya mensyukuri nikmat yang sudah diterima dari Tuhan Yang Maha Kuasa, budaya hormat kepada orangtua atau leluhur, cinta kepada pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan budaya gotong-royong maupun mencintai nilai-nilai budaya yang dilakukan melalui pagelaran kesenian tradisional harus dapat dilestarikan ditengah-tengah kehidupan masyarakat terutama generasi penerus bangsa.
Demikian diungkapkan Wakil Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman saat menghadiri acara pagelaran Wayang Kulit yang diadakan oleh Radio “SAR FM” di Dusun II Desa Sei Sijenggi Kecamatan Perbaungan, Jumat malam (30/12).
Acara yang berjalan sangat meriah tersebut turut dihadiri oleh BMKG Pilonia, Kadis Pertanian dan Peternakan Sergai Setyarno SP, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Drs. Joni Walker Manik MM, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal (KP3M) Henry Suharto SH, Camat Perbaungan Drs. Akmal, Camat Pegajahan Misran SE, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, pengurus Parpol,Paguyuban Suko Budoyo serta ratusan masyarakat setempat.
Wabup Sergai Ir. H. Soekirman mengucapkan terimakasih kepada Paguyuban Suko Budoyo serta Radio “SAR FM” yang telah menggagas acara ini sehingga menjadi hiburan bagi masyarakat dan dapat memperkenalkan kebudayaan wayang kulit bagi anak-anak. Acara ini merupakan suatu yang sangat unik karena mensosialisasikan perubahan iklim melalui pagelaran wayang kulit.
Lebih lanjut Wabup Sergai Ir. H. Soekirman menghimbau kepada masyarakat untuk terus melestarikan dan melaksanakan budaya bangsa Indonesia sendiri karena melalui nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut masyarakat akan dapat mencintai pekerjaan yang dia tekuni dan dapat mensyukuri nikmat rejeki yang telah diterima serta menghargai budaya hormat kepada leluhur.
Pada acara pagelaran wayang kulit tersebut, Wabup Sergai Ir. H. Soekirman juga berkesempatan mendalang dengan mengambil cerita mengenai dampak dari perubahan iklim yang bermacam-macam dari bencana angin puting beliung, kebakaran, banjir, hingga masalah pertanian yang kesemuanya ini harus segera diantisipasi dan selalu dijaga kelestariannya sehingga bencana dari perubahan iklim dapat diminimalisir.
Demikian juga halnya dengan Ki Dalang Noto dalam lakonnya yang berjudul “Gareng Kepanasan” mengatakan bahwa perubahan iklim di bumi semakin menghawatirkan. Dengan adanya pagelaran wayang kulit yang mensosialisasikan perubahan iklim membuat kita lebih menyadari bahwa betapa besarnya dampak perubahan iklim mulai dari hal yang terkecil hingga yang besar, ungkap Noto.
Disela-sela acara Wabup Sergai Ir. H. Soekirman turut menyerahkan wayang kulit tokoh ”Gareng” kepada Ki Dalang Noto dari timPaguyuban Suko Budoyo.
Sementara itu ketua panitia penyelenggara Suyitno dalam laporannya mengatakan bahwa pagelaran wayang kulit yang mengambil tema tentang Perubahan Iklim dilaksanakan bertujuan untuk membangkitkan kembali seni-seni daerah yang semakin jarang didengar dan dilihat. Semoga dengan adanya pagelaran wayang kulit ini, masyarakat lebih peduli akan kelestarian lingkungan serta fenomena yang terjadi ditengah-tengah kita.
Dikesempatan yang sama Miswar selaku tokoh masyarakat mengharapkan kepada Wabup Sergai Ir. H. Soekirman selaku pembina dari Paguyuban Suko Budoyo agar selalu mendukung kegiatan-kegiatan budaya terutama budaya Jawa seperti wayang kulit dan melestarikannya agar tidak punah.